Penghitungan Break even point yang harus diketahui
" Penghitungan Break even point yang harus diketahui. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan tergantung pada sistem informasi akuntansi-nya "
Dengan menggunakan informasi akuntansi manajemen maka, akan membantu manajemen dalam pengambilan keputusan secara efektif.
Mengurangi ketidakpastian dan mengurangi risiko dalam memilih alternatif. Arti penting analisis Break even point bagi manajer perusahaan dalam pengambilan keputusan
Dengan menggunakan informasi manajemen ini, bisa dilakukan pengendalian manajemen.
Hal ini disebabkan informasi akuntansi manajemen menekankan hubungan antara informasi keuangan dengan manajer.
Manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pelaksanaannya.
Break even point yang biasa disingkat BEP, yang di Indonesia dikenal dengan Titik Impas adalah salah satu bentuk dari sekian banyak informasi akuntansi.
Informasi yang dipakai menganalisa hubungan antara: Revenue/Sales, Cost, Volume & Profit.
Break Even Point adalah suatu keadaan di mana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian.
Kata lain total biaya sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba dan tidak ada rugi.
Baca juga Artikel yang terkait
Gunakan Google Search Engine, Untuk mendapatkan alamat website lainnya yang terkait.
Gambar - Penghitungan Break even point |
Penghitungan Break even point - formula perhitungan
Penghitungan Break even point. Langkah pertama untuk menentukan Break even adalah membagi harga pokok penjualan (HPP).
Biaya operasi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya Tetap merupakan fungsi dari waktu.
Biaya bukan fungsi dari jumlah penjualan dan biasanya ditetapkan berdasarkan kontrak, misalnya sewa gudang.
Sedangkan biaya variabel tergantung langsung dengan penjualan, bukan fungsi dari waktu, misalnya biaya angkut barang.
Menurut S. Munawir (2002) Titik break even point atau titik pulang pokok dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana dalam operasinya perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (total penghasilan = Total biaya).
Menurut Abdullah (2004) Analisis Break even point disebut juga Cost Volume Profit Analysis.
Guna menetapkan jumlah minimal yang harus di produksi agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
Penetapan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk mendapatkan laba tertentu.
Penetapan seberapa jauhkan menurunnya penjualan bisa di tolerir agar perusahaan tidak menderita rugi.
a. Atas dasar unit
Gambar - Penghitungan Break even point - Atas dasar unit |
b. Atas dasar sales dalam rupiah
Gambar - Penghitungan Break even point - Atas dasar sales dalam rupiah |
Keterangan :
FC : Biaya Tetap
P : Harga jual per unit
VC : Biaya Variabel per unit
Biaya tetap adalah total biaya yang tidak akan mengalami perubahan apabila terjadi perubahan volume produksi.
Biaya tetap secara total akan selalu konstan sampai tingkat kapasitas penuh.
Biaya tetap merupakan biaya yang akan selalu terjadi walaupun perusahaan tidak berproduksi.
Biaya variable adalah total biaya yang berubah-ubah tergantung dengan perubahan volume penjualan/produksi.
Biaya variable akan berubah secara proporsional dengan perubahan volume produksi.
Data : Rencana Penjualan Perusahaan 20xx
Gambar - Penghitungan Break even point - Perhitungan biaya FC & VC |
Diminta untuk menganalisis Break Even Point dengan menggunakan :
- Pendekatan Tabularis
- Pendekatan Grafis
- Pendekatan Aritmatik
Penghitungan Break even point - Cara penyelesaiannya
Penghitungan Break even point. Perusahaan akan memperoleh keuntungan, apabila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan.
Salah satu tujuan perusahaan adalah mencapai laba atau keuntungan sesuai dengan pertumbuhan perusahaan.
Untuk mencapai laba yang semaksimal mungkin dapat dilakukan dengan tiga langkah sebagai berikut, yaitu :
Dari ketiga langkah-langkah tersebut di atas tidak dapat dilakukan secara terpisah-pisah karena tiga faktor tersebut mempunyai hubungan yang erat dan saling berkaitan.
Pengaruh salah satu faktor akan membawa akibat terhadap seluruh kegiatan operasi.
Oleh karena itu struktur laba dari sebuah perusahaan sering dilukiskan dalam Break even point, sehingga mudah untuk memahami hubungan antara biaya, volume kegiatan dan laba.
Terdapat tiga cara pendekatan yang dapat dipakai dalam menghitung tingkat Break even Perusahaan untuk suatu periode. Tiga pendekatan itu adalah :
- Pendekatan secara Tabelaris, yaitu dengan cara menghitung jumlah penghasilan dan biaya pada berbagai tingkat atau volume penjualan/produksi.
- Pendekatan secara Grafis, yaitu dengan menggambar kurva Penghasilan, Biaya Tetap, dan Biaya Total pada berbagai penjualan/produk.
- Pendekatan secara Arithmatik, yaitu dengan menggunakan rumus berikut ini :
a. Pendekatan secara tabelaris
Penghitungan Break even point. Atas dasar data diatas dapat diketahui bahwa :
- Harga jual per unit Rp 25,-
- Biaya variable per unit produk Rp 13,- (Rp 2.600.000 dibagi 200.000 unit)
- Beban tetap produksi maupun biaya usaha keseluruhan berjumlah Rp 1.800.000,-
Gambar - Penghitungan Break even point - Anggaran Laba rugi |
Pada tingkat penjualan terendah (100.000 unit atau Rp 2.500.000,-) perusahaan akan menderita kerugian Rp 600.000,- dan
Pada tingkat penjualan tertinggi (200.000 unit atau Rp 5.000.000,-) akan memperoleh keuntungan Rp 600.000,- .
Volume BEP akan dicapai pada tingkat penjualan sebesar 150.000 unit atau penghasilan penjualan sebesar Rp 3.750.000,-.
Pada tingkat mana penghasilan keseluruhan (TR) sama dengan biaya keseluruhan (T.C). sehingga pada tingkat tersebut laba perusahaan sama dengan nol.
Dengan demikian volume Break even dicapai pada tingkat penjualan 75% dari volume yang dianggarkan, yaitu berasal dari perhitungan :
Gambar - Penghitungan Break even point - volume Break even |
Angka 75% ini juga sekaligus dapat menunjukkan bahwa bilamana terjadi penurunan dalam penjualan sebanyak 100%-75% = 25% dari volume yang dianggarkan.
Perusahaan tidak lagi dapat mengharapkan adanya keuntungan.
Dengan kata lain angka 25% ini menunjukkan batas maksimal turunnya penjualan yang dapat di tolelir untuk dapat mencegah terjadinya kerugian.
Angka itu juga disebut dengan istilah safety margin. (Margin off Safety)
Gambar - Penghitungan Break even point - Formula safety margin |
Dengan demikian semakin rendah angka persentase Break even atau semakin tinggi angka safety margin, semakin baik perusahaan itu.
Oleh karenanya perusahaan cenderung untuk mengusahakan angka persentase Break evennya serendah mungkin.
b. Pendekatan secara grafis
Penghitungan Break even point. Dengan menggunakan sumbu X sebagai penunjuk volume kegiatan dan sumbu Y mentinjukkan nilai rupiah dari penghasilan dan biaya.
Titik Break even akan diketahui dari berpotongan antara kurva Penghasilan keseluruhan dengan Biaya keseluruhan (TR = TC).
Gambarnya adalah sebagai berikut :
Gambar - Penghitungan Break even point - Pendekatan secara grafis |
Grafik Break even dapat dibuat dengan meletakkan garis Biaya Total di atas garis Biaya Tetap Total atau di atas garis Biaya Variabel Total.
Hasilnya akan sama saja, yaitu bahwa Break even dicapai pada tingkat penghasilan sebesar Rp 3.750.000,- (pada sumbu Y) atau 150.000 unit (pada sumbu X).
Cara gambar di sebelah kanan lebih tepat karena menunjukkan bahwa Biaya Variabel yang lebih relevan.
Relevan untuk ditutup terlebih dahulu sebelum penghasilan penjualan itu digunakan untuk menutup biaya tetap.
Hal itu benar karena biaya tetap merupakan biaya yang sudah terlanjur (sunk cost).
Keputusan untuk meneruskan atau menghentikan produksi harus didasarkan pada keadaan selama penghasilan dari penjualan masih dapat menutup biaya variabel keseluruhan.
Selama itu pula lebih untung untuk meneruskan produksi daripada menghentikannya.
Apalagi bilamana masih ada sisa penghasilan yang tersedia untuk memikul sebagian dari beban tetap.
Dengan demikian meneruskan produksi maka kerugian perusahaan akan lebih kecil bila dibandingkan dengan kerugian yang harus dipikul sebagai akibat menghentikan produksi.
c. Pendekatan secara arithmatik
Penghitungan Break even point. Break even dapat diketahui dengan memasukkan data anggaran sebagai berikut.
➢ Atas dasar keseluruhan :
Gambar - Penghitungan Break even point - Atas dasar keseluruhan |
➢ Atas dasar per unit produk :
Gambar - Penghitungan Break even point - Atas dasar per unit produk |
Bagian dari rumus BEP secara keseluruhan yang berupa :
Gambar - Penghitungan Break even point - rumus BEP |
juga disebut sebagai Variable Cost Ratio. Variable Cost ratio sebesar 52% berarti bahwa 52% dari keseluruhan penghasilan, atau 52 sen dari setiap Rp 1,-
Penghasilan yang diperoleh dari penjualan, akan terpakai untuk menutup biaya variabel. Sehingga sisanya yang 48% (1 - 0,52 atau 100% - 52%) disebut Profit Volume Ratio.
Yaitu bagian dari penghasilan yang tersisa dan tersedia untuk menutup biaya tetap, dan seterusnya akan tersedia sebagai keuntungan perusahaan.
Oleh karena itu perusahaan akan cenderung untuk mengusahakan agar Variable Cost ratio ditekan serendah mungkin, atau Profit Volume ratio dinaikkan setinggi mungkin.
Baca juga: “Strategi bisnis yang cantik“
Sebagai penutup, diucapkan terima kasih telah meluangkan waktunya untuk membaca artikel " Penghitungan Break even point yang harus diketahui "
Untuk mendapat informasi lebih luas dan lengkap tentang topik ini. Gunakan Google Search Engine
Semoga artikel ini memberi manfaat serta inspirasi. Bila ada yang ingin mendiskusikan bisa klik " Contact Us "
Untuk melengkapi pemahaman tentang Penghitungan Break even point,
tonton video di bawah ini.
Video - Penghitungan Break even point - BREAK EVEN POINT (BEP) |
Post a Comment for "Penghitungan Break even point yang harus diketahui"
Terima kasih, telah membaca dan memberi komentarnya
Semoga Artikel ini memberi inspirasi dan bermanfaat.